Rabu, 21 Maret 2012

Penyebab MALARIA


Nyamuk Anopheles
Disini saya akan membagi sedikit informasi tentang masalah penyakit malaria, karna penyakit ini masih merupakan masalah kesehatan di indonesia karna angka morbiditas dan mortalitasnya masih tinggi terutama di bagian timur indonesia.






Malaria sudah dikenal sejak 3000 tahun yang lalu. Seorang ilmuan Hippocrates (400-377 SM) sudah membedakan jenis-jenis malaria. Alphonse Laveran (1880) menemukan Plasmodium sebagai penyebab malaria, dan Ronald Ross (1897) menemukan perantara malaria adalah nyamuk Anopheles.


Malaria di sebabkan oleh parasit sporozoid Plasmodium di tularkan melalui gigitan nyamuk anopheles betina infektif. Sebagian besar nyamuk anopheles akan mengigit pada waktu senja atau malam hari.


Ada 4 jenis plasmodium penyebab malaria, yaitu :
  1. Plasmodium malariae
  2. Plasmodium falciparum
  3. Plasmodium vivax
  4. Plasmodium Ovale
Plasmodium akan memiliki 2 siklus yaitu Aseksual (Skizogoni) terjadi pada tubuh manusia, sedang siklus seksual (Sporogoni) terjadi pada nyamuk.

SIKLUS HIDUP PARASIT MALARIA


Etiologi dan penularan


Siklus seksual dimulai dengan bersatunya gamet jantan dan betina (9) untuk membentuk ookinet (10) dalam perut nyamuk. Ookinet akan menembus dinding lambung untuk membentuk kista di selaput luar lambung lambung nyamuk (11). Waktu yang diperlukan selama proses ini adalah 8-35 hari, tergantung dari situasi lingkungan dan jenis parasitnya. Pada tempat inilah kista akan membentuk ribuan sporozoit yang terlepas dan kemudian tersebar ke seluruh organ pada nyamuk termasuk kelenjar ludah nyamuk. Pada kelenjar inilah sporozoit menjadi matang dan siap untuk ditularkan bila nyamuk menggigit manusia.


Manusia yang tergigit nyamuk infektif (1) akan mengalami gejala sesuai dengan jumlah sporozoit, kualitas plasmodium, dan daya tahan tubuhnya. Sporozoit akan memulai stadium ekoeritrositer dengan masuk ke sel hati (2). Di hati sporozoit matang akan menjadi skizon (3) yang akan pecah (4) dan melepaskan merozoit jaringan (5). Merozoit akan memasuki aliran darah dan menginfeksi eritrosit untuk memulai siklus eritrositer. Merozoit dalam eritrosit akan mengalami perubahan morfologi yaitu: Merozoit ---> bentuk cincin --> tropozoit --> merozoit. Proses perubahan ini memerlukan waktu 2-3 hari. Diantara merozoit - merozoit tersebut akan ada yang berkembang membentuk gametosit untuk kembali memulai siklus suksual mikrogamet (jantan) dan mikrogamet (betina) (7). Eritrosit yang terinfeksi biasanya pecah bermanifestasi pada gejala klinis. Jika ada nyamuk yang menggigit manusia yang terinfeksi ini, maka gametosit yang ada pada darah manusia akan terhisap oleh nyamuk. Dengan demikian siklus seksual apada nyamuk di mulai, demikian seterusnya penularan malaria. Siklus hidup parasit malaria terlihat pada gambar di atas...!!


Masa Inkunbasi Malaria : Tergantung pada spesiesnya @_@


  • Plasmodium malariae ---> 7-30 hari
  • Plasmodium falciparum ---> 7-14 hari
  • Plasmodium vivax --> 8-14 hari
  • Plasmodium ovale --> 8-14 hari

DIAGNOSA
  • Keluhan utama yang sering muncul Demam lebih dari 2 hari
  • Menggigil
  • Berkeringat pada malam hari (ke-3 gejala ini sering di sebut dengan trias malaria). 


  • Kecurigaan adanya tersangka malaria berat dapat dilihat dari munculnya satu gejala atau lebih yaitu gangguan kesadaran
  • KU (Kondisi Umum lemah)
  • Lumpuh Otot
  • Kejang - kejang
  • Kekuningan pada mata atau kulit
  • Adanya perdarahan pada hidung atau gusi
Muntah darah atau berak darah
  • Selain itu keadaan suhu tubuh sangat tinggi 37,5 -40 `C
  • Muntah yang terjadi terus menerus
  • Perubahan warna Urine menjadi seperti teh
  • Serta Urinaria


PEMERIKSAAN LABORATORIUM


Pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan darah, yang menurut teknis pembuatannya dibagi menjadi preparat darah (SDr, sediaan darah) tebal dan sediaan darah tipis, untuk menentukan ada tidaknya parasit malaria dalam darah. Melalui pemeriksaan ini dapat diliht jenis plasmodium dan stadiumnya. (P. malariae, P. falciparum, P. vivax, P. ovale, tropozoit, skizon, dan gametosit) serta kepadatan parasitnya.


Kepadatan parasit dapat di lihat dengan dua cara yaitu semi-kuantitatif dan kuantitatif. Metode semi-kuantitatif adalah menghitung parasit menggunakan MIKROSKOP dalam LPB (lapang pandang besar) dengan rincian berikut :


  • (-)         : SDr negatif (tidak ditemukan parasit dalam 100 LPB)
  • (+)        : SDr positf 1 (ditemukan parasit 1-10 parasit dalam 100 LPB)
  • (++)      : SDr positf 2 (ditemukan parasit 11-100 parasit dalam 100 LPB)
  • (+++)    : SDr positf 3 (ditemukan parasit 1-10 parasit dalam 1 LPB)
  • (++++) : SDr positf 4 (ditemukan parasit 11-100 parasit dalam 1 LPB)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar